SATYAVATI-
Satyawati lahir dari perut ikan bersama dengan saudara kembarnya
laki-laki yang bernama Matsyapati.
Dikisahkan ditepi sungai Yamuna, hiduplah keluarga nelayan
bernama Dasabala.
Suatu hari Dasabala menangkap ikan yang sangat besar. Namun
karena petunjuk Dewa, ikan tersebut tidak dimakan oleh Dasabala.
Tiba-tiba dari dalam perut ikan keluarlah dua bayi manusia,
laki-laki dan perempuan. Dan sang ikanpun kemudian berubah menjadi bidadari
lalu terbang dan menghilang.
Kemudian kedua anak yang dilahirkan tersebut diserahkan kepada
Basuparisara, raja Chedi. Anak yang laki-laki diberi nama Matsyapati dan
diangkat menjadi Raja di Kerajaan Wirata, sedangkan anak yang perempuan
dikembalikan oleh Sang Raja karena tubuhnya berbau amis.
Semasa kecil ia bernama Durghandini karena tubuhnya mengeluarkan
bau amis seperti ikan.
Ia dibesarkan oleh keluarga Dasabala, dan berkerja sebagai
tukang menyeberangkan orang di Sungai Yamuna.
Suatu hari datanglah seorang Resi yang bernama Parasara yang
minta diseberangkan. Kemudian perahu Durghandini menghampirinya lalu
mengantarkannya.
Resi Parasara terpikat oleh kecantikan Durghandini, lalu
Durghandini berkata "bahwa siapa saja laki-laki yang dapat menghilangkan
bau amisnya maka akan dijadikan suami". Mendengar hal itu, Parasara
langsung bersedia menyembuhkannya, tak berapa lama kemudian, tubuh Durghandini
mengeluarkan bau harum.
Kemudian merekapun menikah dan lahirlah seorang putera bernama
Byasa, yang kemudian menjadi seorang resi yang sangat luar biasa.
Pada suatu ketika raja Santanu dari Hastinapura mendengar kabar
bahwa di sekitar sungai Yamuna ada bau yang sangat harum. Dengan rasa penasaran
Prabu Santanu jalan-jalan ke sungai Yamuna. Ia menemukan sumber bau harum
tersebut dari seorang wanita yang bernama Durghandini. Santanu langsung jatuh
cinta dan hendak melamar wanita tersebut.
Ketika Santanu melamarnya, orangtua Durgandhini mengajukan
syarat, kelak ia harus diperlakukan sesuai dengan baik dan keturunannya yang
harus menjadi penerus tahta, mendengar syarat tersebut Santanu kecewa..
Tanpa sepengetahuan Ayahnya, Santanu, Dewabrata berangkat ke
sungai Yamuna. Ia mewakili ayahnya untuk melamar puteri Dasabala yang sangat
diinginkan ayahnya. Ia menuruti segala persyaratan yang diajukan. Akhirnya
Prabu Santanu dan Durghandini menikah lalu memiliki dua orang putera bernama
Citrangada dan Wicitrawirya.
BHAGAWAN
BYASA
Krishna Dvaipayana merupakan putra di luar pernikahan resmi dari
Rshi Parasara dan Ibu Satyavatī, seorang nelayan dan penjual ikan.
Ibu Satyavatī melahirkan Krishna Dvaipayana di sebuah pulau yang
terpisah dengan daratan besar Kerajaan Hastinapura. Itu asal nama dari
Dvaipayana. Sedangkan kulit bayi Ibu Satyavatī ini, berwarna gelap, asal dari
nama Krishna.
Ibu Satyavatī kelak menikah secara resmi dengan Raja Santanu,
Raja Hastinapura.
Krishna Dvaipayana berhasil mencapai Kesadaran Atma dan hidup
sebagai Jivanmukta. Beliau mendedikasikan hidupnya untuk Keluhuran Peradaban
Umat Manusia. Karena Beliau yang mengkompilasi Veda dari banyak Rshi, serta
menggolongkannya menjadi 4 (Catur Veda), Beliau kemudian lebih dikenal dengan
nama "diksha" Bhagavan Vyāsa atau Veda Vyāsa.
Beliau pula yang menulis Sejarah (Itihasa) Mahabharata, berikut
Bhagavad Gita sebagai bagiannya yang mana bertujuan agar kita tidak mengulangi
kesalahan yang sama seperti yang terjadi di Kuruksetra lima ribu tahun lalu.
Masih banyak lagi karya-karya Beliau yang sangat bermanfaat bagi kemuliaan umat
manusia.
Tak peduli dengan asal-usul kelahirannya, namun karena
kontribusinya yang luar biasa tersebut, beliau dijadikan Guru Spiritual Sejati
(SadGuru), bukan hanya oleh shishya-shishyanya, melainkan juga oleh seluruh
pemeluk Peradaban Hindu Dharma sedunia. Beliau juga disebut sebagai Jagad Guru.
Krishna Dvaipayana merupakan putra di luar pernikahan resmi dari
Rshi Parasara dan Ibu Satyavatī, seorang nelayan dan penjual ikan.
Ibu Satyavatī melahirkan Krishna Dvaipayana di sebuah pulau yang
terpisah dengan daratan besar Kerajaan Hastinapura. Itu asal nama dari
Dvaipayana. Sedangkan kulit bayi Ibu Satyavatī ini, berwarna gelap, asal dari
nama Krishna.
Ibu Satyavatī kelak menikah secara resmi dengan Raja Santanu,
Raja Hastinapura.
Krishna Dvaipayana berhasil mencapai Kesadaran Atma dan hidup
sebagai Jivanmukta. Beliau mendedikasikan hidupnya untuk Keluhuran Peradaban
Umat Manusia. Karena Beliau yang mengkompilasi Veda dari banyak Rshi, serta
menggolongkannya menjadi 4 (Catur Veda), Beliau kemudian lebih dikenal dengan
nama "diksha" Bhagavan Vyāsa atau Veda Vyāsa.
Beliau pula yang menulis Sejarah (Itihasa) Mahabharata, berikut
Bhagavad Gita sebagai bagiannya yang mana bertujuan agar kita tidak mengulangi
kesalahan yang sama seperti yang terjadi di Kuruksetra lima ribu tahun lalu.
Masih banyak lagi karya-karya Beliau yang sangat bermanfaat bagi kemuliaan umat
manusia.
Tak peduli dengan asal-usul kelahirannya, namun karena
kontribusinya yang luar biasa tersebut, beliau dijadikan Guru Spiritual Sejati
(SadGuru), bukan hanya oleh shishya-shishyanya, melainkan juga oleh seluruh
pemeluk Peradaban Hindu Dharma sedunia. Beliau juga disebut sebagai Jagad Guru.
No comments:
Post a Comment