#HARE KRISHNA, SANATANA DHARMA ATAU SAMAWI
Berkali-kali si Tukang Kajang Bias menyebutkan fakta bahwa
Prabhupada (pendiri Hare Krishna/ISKCON) adalah lulusan "Scottish Church
College," jurusan Teologi Kristen , sebuah perguruan tinggi yang dimiliki
dan dikelola oleh yayasan Gereja Kristen Skotlandia, di Kalkuta.
Berkali-kali pula orang Bali yg tak sekolah ini mengekspresikan
rasa herannya, mengapa karakter teologi Hare Krishna sangat mirip dengan
keyakinan Samawi (terutama Kekristenan.)
Bukan tanpa maksud. Saya berharap semeton menangkap "pesan
tersamar" yang ingin saya sampaikan bahwa:
Hare Krishna TIDAK LEBIH DARI sebuah gerakan yang ingin
"menjual" sistim kepercayaan baru (neo-religion). Sebuah sistim
kepercayaan yang prinsip dasarnya berkarakter Samawi, tetapi dikemas
menggunakan purana-purana yang mendukung ide tersebut dan patut diduga telah
membuat tafsir Bhagawadgita yang "bengkok" tetapi dilabel "AS IT
IS" supaya dikira otentik.
Untuk menemukan fakta tersebut, mari kita kilas balik terlebih
dahulu APA ITU SANATANA DHARMA.
PRINSIP-PRINSIP DASAR SANATANA
DHARMA (HINDU)
Banyak pihak, terutama kaum puritan di India, yang merasa tidak
nyaman dengan nama Internasional "Hindu" untuk agama yang berbasis
ajaran WEDA ini.
Disamping berbau-bau Persia dan Dunia Barat, juga menimbulkan
bias untuk merangkum sistim kepercayaan yang terdiri dari puluhan aliran
tersebut (Shaiwaism, Waisnawaism, Shaktism, Smartism, Buddhism, Jainism,
Shaikkism, dlsb).
Rasa tidak nyaman tersebutlah yang membuat banyak kalangan lebih
memilih istilah "Sanatana Dharma" (=ajaran hidup yang abadi)
ketimbang "Hindu."
Tetapi, terlanjur, internasional terlanjur menggunakan istilah
Hindu dalam dokumen legal. Ya sudahlah.
Yang paling mendasar dalam Hindu (Sanatana Dharma,) tuhan yang
disebut "Brahman" melingkupi semua ruang, termasuk di dalam tubuh
manusia. A-sekaligus-theist. Mono-sekaligus-Poly theist.
Makanya para pemikir Barat menggolongkan Hindu (Sanatana Dharma)
sebagai "Pantheism", yaitu sistim yang meyakini tuhan berada di semua
ruang, termasuk di dalam diri manusia (pan=semua, theism=sistim ketuhanan.)
Prinsip dasar Sanatana Dharma inilah yang kemudian melahirkan
prinsip turunan "TAT TWAM ASI" = ITU adalah engkau, dan engkau adalah
dia/mereka. Ada Tuhan di dalam diri setiap orang dan lingkungan, termasuk
dirimu. Thus menghormati mahluk lain dan lingkungan sama dengan menghormati
dirimu sendiri dan Tuhan.
Prinsip yang sama diterapkan oleh Orang Bali melalui kearifan
lokalnya yang disebut "Tri Hita Karana," yaitu menjaga hubungan yang
harmonis dengan (1) Tuhan&manifestasinya (Parahyangan); (2) Sesama manusia
(Pawongan); dan (3) Lingkungan (Palemahan).
Prinsip dasar lainnya yang khas dari Sanatana Dharma ada di
TUJUAN AKHIRnya, yaitu: MOKSHA (menyatu dengan Brahman yang melingkupi semua
ruang itu.)
Tujuan akhir tersebut dapat dicapai melalui banyak cara, sesuai
karakter masing-masing individu:
1)Raja yoga (meditasi/samadhi)
2)Jnana yoga (kesadaran/kecerdasan rohani)
3)Bhakti yoga (yajna/persembahan)
4)Karma yoga (perbuatan baik)
Semua cara memiliki kualitas keutamaan yang sama, saling
melengkapi dan saling mendukung.
Kiranya tak perlu saya jabarkan lebih banyak lagi, seperti
Samsara/Punarbawa, Atman, dan Karmapala, sudah sangat sering dibahas.
Minimal, itulah prinsip-prinsip dasar paling KHAS dari ajaran
Sanatana Dharma (Hindu) yang tidak bisa ditemukan dalam sistim kepercayaan
lain.
Apakah Hare Krishna menunjukan kekhasan karakter Sanatana Dharma
tersebut
BAGAIMANA PRAKTEK HK: APAKAH
SESUAI DENGAN PRINSIP-PRINSIP SANATANA DHARMA
Untuk bisa melihat Hare Krishna dengan jernih terus bisa menakar
"barang" apa sebenarnya HK itu, pertama harus dipisahkan dengan
Bhagawadgita terlebih dahulu.
Ya saya tahu. Tidak mudah memisahkan Hare Krishna dari Bhagawadgita
(dan Purana-Purana Waisnawa.) Sebab, anggota Hare Krishna memang sengaja
MEMBANGUN KESAN SEOLAH-OLAH Bhagawadgita adalah hak monopoli mereka. Tujuannya
jelas:
Pertama, untuk membangun asumsi
kolektif di kalangan masyarakat dunia SEOLAH-OLAH Hare Krishna lah yang PALING
BERHAK sekaligus PALING OTORATIF dalam menfasirkan isi Bhagawadgita (asumsinya
mereka yang punya kan?)
Kedua, setelah asumsi pertama
terbangun maka selanjutnya mereka BEBAS MENAFSIRKAN isi Bhagawadgita sesuai
kepentingan mereka, termasuk membuat "MANUAL BOOK" (juklak &
juknis) penerapan Bhagawadgita. Dan publik akan meyakini itu sebagai KEBENARAN
yang wajib dipercaya dan pantang untuk ditentang.
Ketiga, ujung-ujungnya sudah
pasti menjadikan Bhagawadgita sebagai "komoditi jualan" sekaligus
tameng.
Saat ini, ketiga tujuan di atas sudah nyaris tercapai. Terbukti,
umat Hindu yang paling terpelajar sekalipun kebingungan ketika diminta krama
adat menentukan sikap. Dengan dalih "berhati-hati" kaum terpelajar di
Bali memilih sikap "abu-abu" dengan cara "pura-pura tuli"
(mungkin supaya tetap terlihat cerdas di mata Krama Bali)
Bahkan saya mendengar selentingan (entah benar entah tidak,)
lembaga Hindu resmi di Indonesia tidak berani bersikap tegas, konon, karena
alasan tersebut.
Lembaga keumatan tertinggi itu konon khawatir Hindu Bali tidak
akan diakui lagi oleh negara bila HK melarang penggunaan Bhagawadgita bagi
Hindu di Indonesia.
Padahal, pertanyaannya: Siapa yg menerbitkan sertifikat
kepemilikan Bhagawadgita untuk Hare KrishnaKapan
dan dimana tepatnya serahterima kepemilikan itu terjadi
Yang saya ketahui, copyright yang dipegang oleh ISKCON hanya BG
tafsir Prabhupada, yang ada label "AS IT IS", beserta
saduran-sadurannya. BUKAN BHAGAWADGITA NYA SENDIRI.
Yang "tricky" dari persoalan Hare Krishna ini, orang
tidak tahu persis apa isi doktrin yang dicekokan kepada para pengikut. Apakah
isi Bhagawadgita yang murni atau "manual book" khusus yang bisa jadi
telah dibengkokkan
Yang tahu tentu hanya anggota dan para pengurus Hare Krishna itu
sendiri.
Sedangkan pihak luar, tahunya anggota HK hampir selalu merujuk
Bhagawadgita dan Purana-Purana Waisnawa yang mereka sebut sebagai
"Weda."
Sehingga sulit bagi publik untuk mengatakan Hare Krishna bukan
Hindu. Meskipun sudah bolak-balik Prabhupada (Nabinya HK) bilang "Kami
tidak mewakili Hindu dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan Hindu."
(Mohon maafkan kesalahpahaman saudara-saudara Hindu saya, wahai
Yang Mulia Prabhupada.)
Untungnya, meskipun si tukang kajang bias tidak pernah sekolah,
masih bisa melihat perbedaan fundamental Hare Krishna dengan Sanatana Dharma
(Hindu) melalui 'core value' yang mereka bincangkan dan perilaku yang mereka
tunjukan.
Di mata saya pribadi, Hare Krishna lebih dekat ke kelompok agama
Samawi (terutama Kristen) ketimbang Sanatana Dharma.
Dari sisi teologi misalnya, Hare
Krishna meyakini hanya ada 1 tuhan, yaitu: Tuhan Sri Krishna Caitanya
Mahaprabhu yang tidak lain adalah pendiri Hare Krishna yang hidup 500 tahun
lalu pada masa kerajaan Islam Mughal di Benggala Barat sekarang Bangladesh yang
di percayai menjadi Raja di Kerajaan Surga (di sebut Waikunta) dan INGAT yang
di sembah bukanlah Sri Krishna dalam itihasa Mahabharata yang tidak lain
awatara Dewa Wisnu.
Bagi HK, Sri Krishna/Caitanya
Mahaprabhu adalah Tuhan itu sendiri yang pernah turun ke Bumi sebagai manusia
dan kelak akan turun lagi ke Bumi untuk membebaskan manusia dari belenggu
Kejahatan .
(Mirip Yesus Kristus yang oleh umat Kristen diyakini sebagai
Tuhan dengan julukan "Sang Juru Selamat).
Sedangkan dalam Sanatana Dharma
(Hindu), Krishna adalah awatara Dewa Wisnu/Narayana. Dewa Wisnu sendiri adalah
salahsatu aspek Shaguna Brahman yang menjalankan fungsi sebagai pemelihara.
Kemudian manusia umum yang belum
meyakini Krishna Caitanya Mahaprabhu sebagai Tuhan, dalam doktrin HK, tak lebih
dari mahluk "belum sadar" (bodoh) yang rentan "tersesat."
(mirip seperti sebutan "domba" dalam Kekristenan).
Setelah mengenal Sri Krishna Caitanya Mahaprabhu sebagai Tuhan
barulah seseorang bisa disebut manusia pelayan alias "dasa/dasi"
(mirip seperti sebutan "gembala" dalam Kekristenan).
Tujuan manusia dalam HK bukan
"moksha" seperti Sanatana Dharma, melainkan untuk menjadi pelayan
abadi Sri Krishna Caitanya Mahaprabhu di Waikunta (mirip seperti "Kerajaan
Surga" dalam Kekristenan.)
Meskipun dalam Bhagawadgita disebutkan bahwa "Jalan manapun
yang akan engkau tempuh akan sampai kepadaku," pada prakteknya HK
menggunakan doktrin yang sama sekali berbeda.
Anggota HK selalu mengatakan diri mereka percaya akan Hukum
Karma dan memilih jalan "Karma Yoga." Tetapi prakteknya tidak begitu.
Hare Krishna meyakini doktrin
bahwa: SATU SATUNYA CARA untuk mencapai Kerajaan Surga (Waikunta) hanya dengan
menjaga kesadaran akan kuasa Tuhan Krishna Caitanya Mahaprabhu secara terus-menerus,
dengan cara mengucapkan japa "Hare Krishna Hare Rama."
Menurut doktrin HK, siapapun
yang terus-menerus mengucapkan japa tersebut akan DIBEBASKAN dari konsekwensi
segala perbuatan (dosa.)
(mirip seperti Tuhan Yesus Kristus yang menebus semua dosa umat
Kristen dengan darah beliau sendiri sehingga dijuluki sebagai "Sang Juru
Selamat.)
Sedangkan tujuan akhir dalam
Sanatana Dharma adalah Moksa dan percaya dengan Karma Pala. Karma buruk tidak
bisa dihapus dengan cara apapun.
Yang bisa dilakukan hanya mengurangi kepekatan dosa dengan cara
tekun menjalankan: perbuatan baik (karma yoga), beryadnya (bhakti yoga),
membangun kesadaran rohani (jnana yoga) dan meditasi/samadhi (raja yoga),
secara kosisten dan terus-menerus, melalui kelahiran dan kematian yang
berulang-ulang.
Hal lainnya, tidak ada DOGMA dalam Sanatana Dharma. Sebagai
contoh:
Tidak ada nama Tuhan yang pasti
dan berlaku umum bagi penekun Sanatana Dharma diseluruh dunia. Tuhan di suatu
tempat boleh dipanggil dengan nama berbeda di tempat lain, asal yang dimaksud
adalah entitas yang sama, ya Brahman itu sendiri.
Sedangkan dalam Hare Krishna,
Tuhan namanya ya harus Sri Krishna Caitanya Mahaprabhu di seluruh dunia. Mirip
seperti agama-agama Samawi.
Belum lagi jika berbicara tentang penyebaran dan konversi.
Sanatana Dharma oleh dunia
dikenal sebagai sistim kepercayaan yang lebih fokus "membangun kualitas
kerohanian ke dalam" ketimbang ekspansi ke luar. Mahatma Gandhi
mengibaratkan Sanatana Dharma seperti "bunga mawar"; kupu-kupu lah
yang mendekatinya karena keindahan dan aroma wangi yg dipancarkan oleh si bunga
mawar.
Sedangkan Hare Krishna, di sisi
lain, sangat intens dan agresif dalam menyebarkan ajarannya. Bisa jadi, per
hari ini, HK adalah sistim kepercayaan yang paling gencar di dunia dalam
mencari pengikut, mengalahkan agama-agama Samawi, bahkan jika dibandingkan
dengan Kristen/Katolik sekalipun.
Kemudian jika dilihat dari karakter pengikut juga sangat
bertolak belakang.
Karakter Sanatana Dharma (Hindu)
yang non-dogmatis (non-doktrin) membuat karakter para penekunnya cenderung
enggan memperdebatkan kebenaran. Mereka meyakini banyak cara dan beragam nama
Tuhan, sehingga TIDAK PERNAH berusaha untuk MEMONOPOLI KEBENARAN.
Sedangkan penganut Hare Krishna,
biasanya, di awal-awal perkenalan mereka nampak sangat baik, nice, peduli, dst.
Tetapi sekali orang lain menunjukan "sikap tidak setuju" apalagi
sampai berani menyangkal kebenaran mereka, pengikut HK akan berubah drastis;
yang tadinya nampak seperti malaikat seketika berubah menjadi sangat kasar dan
kejam. Kalau menurut saya ini spt "musang berbulu domba". Culas dan
munafik. Jauh dari karakter Dharma.
Sampai pada titik ini saya telah berkesimpulan bahwa Hare
Krishna (HK) terlalu jauh dan menjadi terlalu dipaksakan jika dimasukkan ke
dalam kelompok ajaran DHARMA. Rasanya lebih mirip ke SAMAWI (terutama Kristen)
ketimbang SANATANA DHARMA.
By the way, Prabhupada yang bernama asli Abhay Charanaravinda
(dipanggil Abhay Charan De, Nandulal) lulus "Scottish Church
College," tahun 1920 jurusan Teologi Kristen.
No comments:
Post a Comment