Dalam Ageman Gama
Tirtha menyebutkan manusia adalah Dewaya dan Bhutaya. Dalam arti sederhana,
manusia memiliki sifat dewa dan bhuta. Kedua sifat ini selalu ada dan
berdampingan dalam diri. Selain itu, manusia sebagai Dewaya dan Bhutaya
menunjukkan makna lebih mendalam, yakni berhubungan dengan ajaran Wisesa
(kedigdayaan) dan Adyatmika (kelepasan). Dua ajaran ini adalah kunci untuk
membuka tabir rahasia agar menemukan kesejatian diri yang selama ini kita
cenderung mencarinya di luar.
.
Tutur Ketattwaning Dadi
Jadma menyebutkan bahwa untuk mengetahui rahasia Wisesa dan Adyatmika, kita
seyogianya mengenali Bayu Kama (energi) dan Rasa Kama (Sukma sejati) di dalam
diri. Berikut peta sederhananya. Berawal kama bang kama petak
bertemu---datanglah Sanghyang Reka Jati yang membuat kama mengental---Sanghyang
Antigajati berperan membuat janin menjadi Bayu pramana atau rasa dari Bayu yang
disimbolkan dua aksara Ongkara yang saling beradu. Selanjutnya Sanghyang Sleng
dan Meleng menyusup munculah Sanghyang Murdhaya atau Murtining Lewih---disana
semua dewa asih memberikan anugrah daya kehidupan berawal dari Kama Lewih. Kama
Lewih berevolusi menjadi Bayu Kama, yakni bhuta dan kala (energi yang
menggerakkan mekanisme tubuh).
.
Anugerah berikutnya
adalah Rasa Kama, yakni saripati dari kama, dan inilah menjadi Atma sehingga
menjadi dewa. Bayu Kama dan Rasa Kama atau Bhuta dan Dewa inilah melahirkan
daya Wisesa dan Adyatmika di dalam diri. Pun demikian keduanya adalah penjaga
paling setia manusia, kebahagiaan, menemukan sorga hidup, kekayaan, dan
mengantarkan kita pada kematian yang utama. Tetapi bisa juga sebaliknya, Bayu
Kama dan Rasa Kama dapat mengantarkan kita pada penderitaan, menemukan neraka
hidup, kemiskinan dan sakit yang berujung pada kesengsaraan sang jiwa, jika
tidak diketahui keberadaan mereka di dalam tubuh.
.
Karena itu, ketahuilah
dan kenalilah mereka semua manunggal ada dalam diri sebagai yang meresap dan
memberikan segalanya, dan disebut Widdhi Tunggal. Untuk itu, tubuh hendaknya
dipandang sebagai peta biologis mistik untuk dijelajahi dalam ketekunan.
Seseorang yang mampu menjelajahi dan akhirnya berjumpa dengan Sanghyang Widdhi
Tunggal dalam dirinya, meskipun hanya sebatas Lawat Suwung (bayangan halus nan
sunyi), maka ia telah menjalankan Ageman Gama Tirtha.
~sandi reka~
Foto. Lawat-Lawat
Suwung
No comments:
Post a Comment