A. Pengertian
Sad Ripu
Sad ripu berasal dari kata sad yang berarti enam dan ripu yang berarti musuh.
Jadi secara harafiah, Sad Ripu memiliki arti enam musuh. Musuh yang dimaksud
adalah musuh yang berasal atau bersumber dari dalam diri manusia sendiri.
Sebagaimana tercantum dalam kekawin Ramayana, Bab I (Wirama Sronca), bait 4
sebagai berikut :
“Ragadi musuh mepareng
Rihati ya tongwanya tan madoh riawak
Yeka tan hana ri sira
Prawira wihikan sireng niti”
Artinya :
Keinginan (kama) dan semua jenis musuh yang terdekat yang ada di dalam hati
(Pikiran) tempatnya tidak jauh dari badan sendiri
Yang semacam itu tidak ada dalam diri beliau (Dasarata) sifat ksatria yang
dimilikinya,serta pintar dalam menjalankan pemerintahaan.
Sesungguhnya Sad Ripu tersebut bibitnya telah terbawa
bersamaan dengan karma wesana sejak kelahiran. Demikian juga Sad Ripu akan
selalu muncul akibat perpaduan dari Tri Guna, terutama pada sifat Rajas dan
Tamas, hal inipun akibat rangsangan benda-benda dan pengaruh lingkungan
hidupnya. Maka wiweka-pengetahuan disertai dengan sifat satwam lah sebagai
pengendalinya. Perpaduan rajas dan tamas sebagai perangsang munculnya Sad Ripu
yang tak bisa diredam dengan satwam dan dharma akan menghasilkan asubha karma
(perbuatan buruk), namun sebaliknya apabila dapat diatasi dengan Satwam dan
Dharma, yang muncul adalah subha karma ( perbuatan baik). Sebagaimana
dijelaskan dalam petikan kekawinan Ramayana di atas, bahwa semuanya bersumber
dari diri kita sendiri, kuncinya tergantung dari kemampuan, pengetahuan, dan pikiran
untuk mengatasi dan mengarahkannya.
Bagian-bagian
dari Sad Ripu atau enam musuh yang ada dalam diri manusia, yaitu:
1. Kama
Kama artinya keinginan atau hawa nafsu. Kama sangat besar pengaruhnya dalam
kehidupan, kama dapat mempengaruhi pikiran. Rangsangan yang kuat akan menarik
kama dan mempengaruhi pikiran. Bila tidak memiliki kemampuan atau pengetahuan
untuk mengatasinya, maka sifat-sifat buruk lah yang akan muncul yang berakibat
buruk pula terhadap diri sendiri. Kama yang tidak terkendali ini akan muncul
sebagai musuh. Namun sebaliknya, kama akan berfungsi sebagai sahabat apabila
dapat dikendalikan atau disalurkan kepada hal-hal yang bersifat
dharma/kebenaran.
Manusia kama Benar = sahabat
Buruk = musuh
2. Lobha
Lobha berasal dari kata lubh yang berarti tamak, rakus.
Rakus merupakan sifat senang yang berlebihan dan tidak terkendali, sifat yang
selalu ingin dipuaskan, sifat yang ingin mementingkan diri sendiri. Sifat-sifat
seperti ini dimiliki oleh setiap orang, apabila kemunculan sifat ini tidak
dikendalikan dengan pengetahuan dharma, tidak memiliki rasa welas asih, tatwam
asi, dan satya, maka lobha seperti ini akan menjadi musuh. Ia akan mendatangkan
rasa benci, rasa cemburu, rasa dendam, sehingga menimbulkan rasa gelisah,
kurang aman, dan was-was. Biasanya lobha akan tumbuh dengan kuat akibat kama
yang selalu terpenuhi.
Manusia kama = lobha
3. Krodha
Krodha artinya marah. Krodha muncul diawali oleh ketidakpuasan, rasa kecewa,
rasa dendam, dan rasa terhina. Krodha sangat mempengaruhi konsentrasi, rasa
kesadaran, dan merusak keseimbangan serta kesucian bathin. Krodha yang tidak
terkendali dapat memacu denyut jantung, merusak kerja syaraf sehingga sulitr
berpikir tenang dan rasional, membuat syaraf tegang. Apabila terus-menerus
seperti itu, syaraf-syaraf akan putus yang mengakibatkan stroke hingga
kematian. Krodha juga dapat muncul akibat minuman keras. Krodha muncul bukan
karena rangsangan dari luar, seperti kecewa, dendam dan sebagainya. Tetapi
kemunculannya akibat pengaruh yang dibuat dari dalam. Miras sangat mengganggu
fungsi kerja syaraf, miras sangat merusak kecerdasan, ketenangan dan
konsentrasi. Cara untuk mengatasi Krodha adalah dengan pengetahuan, kemampuan,
dan kesadaran diri, serta hindari mengkonsumsi miras. Alihkan perasaan kecewa,
dendam dan rasa tidak puas kepada rasa jengah untuk memacu diri dalam meraih
kesuksesan, tapi harus berlandaskan dengan dharma (kebenaran).
Manusia Kama Tak terpenuhi =
krodha
Pengaruh miras = krodha
4. Mada
Mada artinya mabuk/kemabukan, kemabukan dapat muncul dari dalam diri sendiri.
Kama (keinginan) yang selalu terpenuhi menyebabkan lobha tak terkendali, hal
ini dapat memunculkan mada dengan jenis yang beraneka ragam seperti berikut :
• Merasa diri paling rupawan (cantik/ganteng) karena mabuk akan kerupawanan
wajahnya (surupa) ia seringkali menghina atau melecehkan orang lain.
• Merasa diri kaya raya karena banyak memiliki harta benda dan uang. Ia selalu
menggunakan uang dan harta sekehendak hatinya untuk menghina, mengejek, dan
menghancurkan orang lain. Karena memiliki banyak harta, ia merasa paling mampu
dan lupa bahwa semua harta hanyalah titipan sementara.
• Merasa diri paling pintar (guna), selalu menganggap orang lain bodoh dan
tidak mampu. Mereka yang meras pintar biasanya akan menjadi sombong.
• Merasa diri punya jabatan atau merasa diri seorang bangsawan sehingga membuat
dirinya menjadi sombong, seolah-olah dialah yang dapat mengatur segala-segalanya.
Karena kemabukan ia menjadi lupa bahwa ia sesungguhnya berasal dari rakyat
biasa, jabatan itu sifatnya sementara dan kebangsawanan tiada arti tanpa orang
lain yang menghormati kebangsawanan seseorang.
• Merasa diri muda/remaja dengan tenaga yang kuat (yowana). Ia lupa bahwa
sastra agama menyebutkan “masa kecil akan menunggu masa remaja, dan remaja, tua
lah yang dinanti. Sedangkan masa tua hanya kematian lah yang menunggu. Maka
dari itu janganlah mabuk masa remaja, manfaatkanlah keremajaan untuk mengisi
diri mempersiapkan masa tua dengan sebaik-baiknya berdasarkan dharma.
• Merasa selalu percaya diri akibat pengaruh minuman berakohol atau minuman
keras yang akan merusak syaraf, merusak ingatan, merusak kesehatan pencernaan,
ginjal, hati, dan jantung. Akibat minum minuman keras yang paling sering
terjadi adalah timbulnya kekerasan dan tindak criminal.
• Merasa diri selalu menang dan berani. Sering kali mereka yang menang dalam
seuatu peristiwa merasa sombong, mabuk akan kemenangan dan keberanian.
5. Matsarya
Matsarya artinya iri hati. Iri hati, cemburu, seringkali muncul akibat dari
kekecewaan, ketidakpuasan, ketidakadilan, dan kegagalan dalam menghadapi suatu
peristiwa. Di satu pihak ada yang berhasil dengan mudah, sedangkan di pihak
lain mengalami kegagalan dan hambatan. Sehingga pihak yang gagal merasa kecewa.
Kegagalan yang diakibatkan oleh ketidakadilan akan menimbulkan perasaan iri
hati. Iri hati merupakan akumulasi dari krodha, bila berkelanjutan akan
menimbulkan rasa dendam, benci, dan permusuhan. Matsarya dapat diredam dengan
kesabaran dan kepasrahan. Bahwa hidup ini adalah cobaan, takdir, dan karma
wasana.
Krodha Matsarya
kecewa-dengki-iri hati
Dendam-permusuhan-balas dendam
6. Moha
Moha artinya bingung. Kebingungan tidak dapat menentukan sikap, karena
kebuntuan otak dalam berpikir, kecerdasan hilang, orang tak tahu arah, tak tahu
mana yang benar dan salah, tak tahu mana yang baik mana yang buruk, tak tahu
mana yang berguna dan yang tidak berguna, kebingungan menghambat
segala-galanya. Ada beberapa sumber penyebab timbulnya kebingungan antara lain
sebagai berikut :
• Akibat kemabukan, baik itu karena keberhasilan yang berlebihan maupun akibat
pengaruh minuman keras.
• Akibat kegagalan/kekecewaan yang bertubi-tubi secara silih berganti.
No comments:
Post a Comment