ANGGAR KASIH

 

#Anggara Kliwon Medangsia#

Umat Hindu mempuyai hari raya atau hari suci yang jatuhnya berdasarkan pertemuan sapta wara, dengan panca wara dan sesuai dengan rotasi wukunya.

Salah satunya adalah hari suci Anggara Kliwon atau Anggara Kasih yang

terdiri dari :

✓Anggara Kasih

Kulantir ...

✓Anggara Kasih

Julungwangi ...

✓Anggara Kasih

Medangsia ...

✓Anggara Kasih

Tambir ...

✓Anggara Kasih

Perangbakat ...

✓Anggara Kasih

Dukut ...

Hari Anggara Kliwon Medangsia atau Anggara Kasih Medangsia, adalah merupakan pertemuan sapta wara Anggara atau Selasa

dengan panca wara kliwon

dan wuku Medangsia.

#Anggara Kliwon Medangsia dirayakan oleh umat Hindu, yang datangnya setiap 6 bulan sekali atau setiap

210 hari sekali.

#Dan jarak antara Anggara kasih yang satu dengan Anggara kasih yang lainnya, berjarak 35 hari

atau satu bulan kalender Bali.

#Anggara kasih terdiri

dari kata Anggara

yang mempunyai arti memberikan dan kasih mempunyai arti sayang,

damai dan juga shanti.

Anggara Kasih Medangsia adalah merupakan hari dimana Sang Hyang Ludra yang berstana di barat laut, sebagai manifestasi dari Sang Hyang Siwa melakukan yoga semadinya, dengan tujuan memusnahkan ataupun untuk menghilangkan segala

bentuk kecemaran

atau kekotoran (mala) yang ada didunia ini.

Sedangkan Kliwon merupakan hari prabawanya dari Sang Hyang Siwa yang berstana di tengah, sebagai kekuatan dharma yang merupakan manifestasi

dari kekuatan Dewa.

#Dan pada hari itu juga diyakini oleh umat Hindu sebagai harinya Sang Hyang Siwa untuk melaksanakan yoga semadinya untuk

tujuan keselamatan

dunia beserta isinya.

Dalam kutipan dari lontar Sundarigama

disebutkan bahwa ;

yang lain lagi yang perlu diperhatikan ketika Anggara bertemu Kliwon disebut sebagai Anggara Kasih yang merupakan hari untuk mewujudkan cinta kasih terhadap dirinya sendiri.

Selain itu juga untuk mewujudkan rasa kasih pada semua mahluk, sehingga pada hari itu sepatutnya melakukan peleburan bencana dan merawat diri dari segala kecemaran, utamanya kecemaran pikiran yang melekat pada diri,dengan jalan perenungan suci.

Adapun persembahan yang dihaturkan yaitu berupa ; wangi - wangian, dupa stangi dan setelah itu dilanjutkan dengan memohon tirta untuk pembersihan.

#Dan oleh karena pada saat hari Anggara kasih bertemu dengan Kliwon dinatar merajan, natar pekarangan, dan juga dilebuh atau depan pintu keluar masuk pekarangan juga dihaturkan segehan kepelan putih disertai dengan tetabuhan,arak dan berem.

#Dan semua upakara itu hendaknya juga disesuaikan dengan tempat atau keadaan serta kemampuan dari setiap umat.

#Semua jenis Banten adalah merupakan simbul diri kita, lambang ke maha kuasaan Hyang Widhi

dan sebagai lambang Bhuana Agung.(Lontar Yajna Prakerti)

Rasa welas asih atau rasa kasih dan sayang

itu bukan saja hanya ditujukan terhadap sesama manusia tetapi juga pada alam disekitar kita dan juga semua mahluk dari ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Semua itu juga merupakan penerapan dan perwujudan dari Tri Hita Karana yang ada dalam ajaran agama Hindu.

Tri Hita Karana dalam bahasa sansekerta terdiri dari kata ;

Tri yang berarti tiga, Hita yang berarti sejahtera atau bahagia dan Karana yang berarti sebab atau penyebab. Sehingga kata Tri Hita Karana itu dapat diartikan tiga (3) hubungan harmonis

yang menyebabkan kebahagiaan bagi umat manusia yang isinya terdiri dari ;

(1) hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Parahyangan)

(2) hubungan manusia dengan sesama manusia (Pawongan)

(3) hubungan manusia dengan alam semesta (Palemahan)

Agar dapat mencapai semua tujuan hidup yang harmonis, ke tiga jenis hubungan itu hendaklah tetap selalu dijaga dan dilestarikan.

Dan semua itu adalah merupakan tujuan hidup yang utama dari umat Hindu untuk mencapai yang disebut dengan Moksartham Jagadhita, Ya Ca Iti Dharma ...

Share: