Disebutkan dalam Lontar Purana Bali Dwipa,
Galungan dirayakan pertama kali pada tahun Saka 804, sebagai perayaan atas
gugurnya Prabu Sri Mayadenawa,
.
"Punang aci Galungan ika ngawit, Budha
Kliwon, Dungulan sasih kacatur, pinanggal 15, isaka 804. Bangun indria Buwana
ikang Bali rajya"
.
Artinya :
“Perayaan Hari Raya Galungan pertama-tama adalah
pada hari Rabu Kliwon, wuku Dungulan, bulan keempat, tanggal 15, tahun 804
Saka. Pulau Bali bagaikan Surga Dewa Indra".
.
Setelah Galungan dirayakan selama tiga abad, pada
pemerintahan Raja Sri Ekajaya tahun 1103 Saka, entah kenapa perayaan
Galungan dihentikan. Kemudian masyarakat Bali mengalami penderitaan yang luar
biasa seperti wabah penyakit, dan para raja selalu berumur pendek.
Tahun 1120, Sri Jaya Kesunu, dinobatkan sebagai
raja Bali menggantikan Sri Dhanadi, Dalam Lontar Sri Jaya Kasunu disebutkan,
ketika beliau dinobatkan, wabah dan kesengsaraan yang melanda masih belum bisa
diatasi, karena itu Sri Jaya Kasunu pergi meninggalkan istana dan melakukan
semadi di tengah kuburan di wilayah Pura Dalem Puri Besakih, disinilah beliau
didatangi Bhatari Durga.
.
Dewi Durga memberikan wejangan kepada sang Raja
Bali, beliau bersabda, bahwa penyebab terjadinya bencana yang melanda tanah
Bali adalah akibat para raja sebelumnya kurang taat melaksanakan Yadnya,
terutama Bhuta Yadnya, sehingga ketika memasuki wuku dunggulan, para pengikut
Dewi Durga yang disebut sebagai Sang Kala Tiga yaitu Sang Bhuta
Dungulan, Sang Bhuta Galungan, dan Sang Bhuta Amangkurat menebar
bencana di tanah Bali.
.
Dewi Durga menyarankan sang raja agar kembali
melaksanakan perayaan Galungan, serta beliau memberikan petunjuk yadnya apa
saja yang harus dilaksanakannya dalam rentetan perayaan Galungan, dan fungsi
dari pelaksanaan Yadnya tersebut, selain itu Dewi Durga menitahkan beliau untuk
melaksanakan Yadnya Bhuta Yadnya seperti caru, tawur, pakelem, dll, untuk
menyucikan para mahkluk Bhuta. Setelah melaksanakan Galungan, tanah Bali tidak
terjadi lagi musibah dan wabah, Bali menjadi subur dan rakyat sejahtera.
No comments:
Post a Comment