Ahimsa paramo dharma,
dharma himsa tathaiva" yang artinya tidak menyakiti dharma utama dan
menyakiti dengan tujuan dharma juga utama.
INOVASI HAKEKAT ATAS NAMA WEDA !!!
Gaudiya Vaisnava sampradaya didirikan oleh visvambhar misra
kelahiran barat benggali tanggal 18 Pebruari 1486. Sampradaya ini kemudian
dibawa ke Amerika oleh Prabhupada dengan Nama ISKCON (International Society for
Krishna Counciousness) yang merekrut para pemuda hippies menjadi bhaktanya.
Kemudian hare krishna, iskcon berkembang pesat menyebar ke
seluruh dunia. Sampradaya ini juga menobatkan pendirinya Gaurangga sebagai
Tuhan Yang Maha Esa yg dianggap inkarnasi Krishna dengan kitab buatannya
sendiri berjudul Chaitanya Caritamrta. Dan tokoh Hindu Bali dibalik
berkembangnya hare krishna, iskcon sampai mampu menyusup kurikulum sekolah
adalah almarhum Prof. DR Ketut Widnya mantan Dirjen Bimas Hindu.
Lain lagi dengan VPA (Veda Posana Ashram) didirikan oleh almarhum
Ida Pedanda Sebali Tianyar Arimbawa. Saat menjabat sebagai Dharma Adhyaksa PHDI
Pusat. Yayasan VPA berafiliasi dengan Yayasan Sri Satya Sai Baba mencetak
sulinggih/pandita agni mengambil garis perguruan Gayatri Savitri - Visvamitra
tapi memakai busana dan Siwaopakarana seperti Sulinggih aguron guron di Bali.
Sulinggih yang didiksa melalui yayasan VPA selalu memodifikasi
yadnya ritual upacara di Bali. Modifikasi beberapa ageman Gama Bali disesuaikan
dengan keyakinan garis perguruannya yang berafiliasi dengan Sai Baba. Contohnya
seperti agni hotra yang mereka perkenalkan sejak tahun 1999 di nusantara sesuai
dengan keyakinan aliran sampradaya asing shri satya sai baba.
Mereka klaim agni hotra sama dengan homa yadnya padahal jauh
berbeda. Homa yadnya di Bali adalah yoga sakti dimana lebih kepada pencarian
kebenaran ke dalam diri atau buana alit. Homa yadnya di Bali masih tetap
dilaksanakan dalam bentuk lain. Hal demikian dapat dilihat bagaimana Sulinggih
ageman Bali saat Dagdig Karana. Begitu juga tidak satupun ritual upacara yadnya
di Bali tanpa api atau agni sebagai pembuka ritual.
Di Bali ada homa yadnya dilaksanakan oleh perguruan Budha Ireng
dengan ritual, mantra dan filsafat yg berbeda dengan agni hotra versi
sampradaya Sai Baba. Kaum sampradaya asing sai baba lebih kepada pencarian
keluar diri sementara Gama Bali konsepnya ke Jro atau Kedalam diri.
Namun, Gama Bali dalam pencarian keluar diripun sama yaitu Sunya
atau Suung atau Acintya. Gama Bali jelas menunjukkan pencarian kedalam dan
keluar wajib sama karena buana alit dan buana agung adalah sama.
Selanjutnya, ngaben Siwa Sumedang juga dimodifikasi sulinggih
VPA lalu diklaim sebagai hasil karyanya. Padahal jelas ngaben Siwa Sumedang
berdasarkan atas manuscript lontar Puja Pitra Siwa leluhur yg didalamnya ada
Banten teben yaitu Bebangkit dan Caru dengan kurban binatang.
Sedangkan sulinggih VPA tidak akan pernah memakai guling
bebangkit dan caru/kurban binatang. Karena berafiliasi dengan Sai Baba yang
mengutamakan Ahimsa Paramo Dharma (Tidak menyakiti adalah dharma utama).
Padahal mereka mengambil sloka sepotong sepotong lengkapnya adalah "ahimsa
paramo dharma, dharma himsa tathaiva" yg artinya tidak menyakiti dharma
utama dan menyakiti dengan tujuan dharma juga utama.
Kekompakan kelompok ini mengusung ritual agni hotra versi mereka
diperkuat lagi dengan desertasi seorang doktor jebolan IHDN bernama Dr. Sayang
Yupardi menjadikan kolaborasi mereka semakin sempurna. Kelompok ini juga
sepakat menjadikan Bhagawad Gita sebagai Weda kelima (Pancamo Weda) dengan doktrin
filsafat ketuhanan vaisnava sampradaya.
Beberapa gerakan kelompok mereka seperti Prabu Dharmayasa dengan
"Satu Juta Bhagawad Gita". Sementara hare krishna, iskcon dengan
"Gita Jayanti & Gita Marathon 2019". Dan Dr. Surpi Aryadarma
dosen IHDN dengan "Bhagawad Gita Nasional" dan pembagian kitab
Bhagawad Gita oleh Arya Wedakarna.
Selanjutnya, "World Hindu Parishad" adalah organisasi
bentukan kelompok ini dan terpilih sebagai presidennya adalah almarhum Pedanda
Sebali Tianyar. Setelah ia meninggal digantikan oleh Mangku Pastika mantan
Gubernur Bali sekarang duduk di DPD RI wakil Bali. Ada lagi satu organisasi
berskala international yaitu "World Hindu Youth Organization"
presidennya adalah Arya Wedakarna. AWK juga anggota DPD RI wakil Bali sekaligus
ia juga seorang bhakta krishna.
Selanjutnya, ada lagi kelompok pro mereka yang mengusung
"Bali Spiritual Bukan Bali Ritual" oleh LK Suryani dan banyak lagi
perkumpulan spiritual berkedok yoga menjamur di Bali. Tengok saja Ananda Marga,
Brahma Kumaris, Anand Krishna dan lainnya berkembang di Bali.
Kelompok mereka fanatik mengusung konsep ajaran ahimsa versi
tafsir mereka. Dengan cara sangat halus menjustifikasi bahwa ritual di Bali
adalah ritual Himsa. Sebagian ada yang mengatakan ritual tamasik bahkan
sebagian lagi mengatakan menghaturkan bangkai. Karena ritual di Bali tidak bisa
lepas dengan kurban binatang dalam Caru atau Bhuta Yadnya. Contoh nyata PHDI
Kolaborasi pimpinan WBT tidak henti hentinya menghembuskan "Yadnya
Satwika".
Ada lagi organisasi bernama Forum Advokasi Hindu Dharma yg
dipimpin oleh Dr. Sayoga. Jelas jelas mengeluarkan maklumat tentang pelarangan
penyembelihan sapi dengan alasan apapun adalah tradisi buruk. Organisasi ini
berlogo mirip dengan logo salah satu kuil di India milik hare krishna, iskcon.
Bahkan dengan jumawa menyarankan kepada pejabat di Bali untuk tidak
menyumbangkan sapi pada saat hari raya Idul Adha.
Penghancuran melalui modifikasi ritual yang mereka lakukan
secara sistematis dan masiv didukung oleh para elite selama puluhan tahun sudah
merasuk sampai ke tulang sumsum bagai penyakit kanker stadium 4. Situasi ini
membutuhkan tindakan extra ordinary kemoterapi & upaya lainnya untuk
mencegah masuknya virus virus mematikan aliran asing sampradaya di Indonesia ke
tubuh Nak Bali yg belum terpapar.
Namun, jika tidak karena kehendak Ida Sang Hyang Siwa Mareka,
Sesuhunan Sejebag Bali, Bhatara Lelangit dan alam Bali yang tenget. Tentu
pergerakan mereka yang sistematis begitu masiv dan didukung oleh para elite
sudah pasti tidak akan terdeteksi apalagi dihancurkan.
Apabila dibiarkan maka "Hindu Kuat Bali Hilang" itulah
wajah Bali di masa mendatang yang akan diterima oleh anak cucu kita sebagai
pewaris sah ajaran leluhur adiluhung yang telah final sejak dicetuskannya Tri
Murti Tattwa - Siwa Marupa Budha oleh Mpu Kuturan pada tahun 1001 masehi.
Konsep beliau lalu dilanjutkan oleh para Wiku & Wikan hingga Dang Hyang
Dwijendra itulah Gama Bali yang kita jalankan sampai hari ini.
Mari semeton Nak Bali samian sebagai pewaris ajaran para wiku
dan wikan leluhur kita atau Warih Mula Keto gelorakan dan gaungkan terus
semangat perjuangan menggosok debu berlian sampai tuntas. Sehingga ajaran Gama
Bali dengan filsafat Mula Keto didalamnya penuh filosofis sangat tinggi bagai
kilau berlian akan kembali bersinar terang selamanya di Bali.
®Warih Mula Keto
No comments:
Post a Comment