TRI SADHAKA
Istilah Tri Sadhaka ini kedudukannya sangat penting, sesuai arti
katanya, Tri berarti tiga, sedangkan Sadhaka berasal dari kata Sadhu yang
diartikan suci melalui proses sadhana utk mencapai tujuan akhir yg disebut
Sidha antah/sidhanta.
Tri Sadhaka pada intinya adalah tiga jenis Pandita atau Pendeta
dengan sadhananya masing masing. Istilah Tri Sadhaka tercantum dalam Lontar Eka
Pratama berbunyi :
"Sang Hyang Brahma Aji maputra tatiga, panua Sang Siwa,
pamadya Sang Bodha, pamitut Sang Bujangga. Sang Siwa kapica Agnilayang
amratista akasa, Sang Bodha kapica Agnisara amratista pawana, Sang Bujangga
kapica Agni Sinararasa amratista sarwaprani, iti ngaran Sang Tri Bhuwana
Katon"
Artinya :
"Hyang Brahma berputra tiga, yaitu tertua Sang Siwa, yang
kedua Sang Bodha, dan yang terkecil Sang Bujangga. Sang Siwa diberi senjata
Agnilayang untuk menyucikan Akasa (Swah loka), Sang Bodha diberi senjata
Agnisara untuk menyucikan Prana (Bwah Loka) dan Sang Bujangga diberi senjata
Agni Sinararasa untuk menyucikan Sarwa Prani (Bhur Loka). Ini disebut Sang Tri
Buana Katon"
Tri Sadhaka terdiri dari Pandita dengan tiga Sadhana yaitu
Sadhana Siwa, Sadhana Bodha atau Sogata, dan Sadhana Bhujangga. Ketiga sadhana
ini adalah inti ajaran keagamaan Hindu Bali tentang Tri Loka Sehingga ketiganya
dianggap secara lengkap menyucikan tiga lapisan alam (loka) baik Buana Agung
maupun Buana Alit.
“Jika mengacu pada Lontar Eka Pratama, tiga kelompok Sadhaka
adalah Sadhaka yang bersadhana Siwa dengan mantra mantra sebagai senjata
Agnilayang dengan sebuah Genta Padma untuk menyucikan Akasa (Swah Loka),
Sadhaka bersadhana Bodha dengan mantra mantra yg merupakan senjata Agni Sara
dengan Genta Padma dan Bajra untuk menyucikan Pawana (Bwah Loka) dan Sadhaka
yang bersadhana Bujangga dengan mantra mantra yg merupakan senjata Agni
Sinarasa dengan panca suara yaitu Genta Padma, Ganta Orag, Ganta Uter, Tetipluk
dan Sangka untuk menyucikan Sarwa Prani (Bhur Loka). Ketiganya mempunyai
tupoksi masing masing yg tak terpisahkan atau satu kesatuan tubuh yg merupakan
Asta Murti Siwa.
Tri Sadhaka juga merupakan agem ageman atau Gegelaran Sadhaka
sebagai penyucian Tri Loka pada Bhuana Alit saat muput upacara. Adapun Sang
Sulinggih itu disebut menggunakan Gegelaran Bhujangga, saat mulai mempersiapkan
perangkat pemujaan (Siwa Upakarana), membersihkan badan, tempat duduk, memakai
wastra kuwuban, santog, lamak dan siap menghadapi upakara serta ngutpatti
sthiti toya ring suambha. Kemudian nedunan Bhatara Tirta, masirat ring angga
ping tiga, ngramekin bija atau bhasma, dan menggunakan bija.
Selanjutnya Sulinggih disebut menggunakan agem ageman Bodha,
saat yang bersangkutan mulai menggunakan sirawista, ngurip gentha, ngaksama
bajra, waranugraha, apsudewa, pancaksaram stawa, gangga sindhu stawa, gangga
dewi stawa, ngurip tirtha, sembah kuta mantra, ngastawa panca gangga panca
dewata, nglukat banten, tirtha byakaon, tirtha durmangala, tirtha prayascita,
dan tirtha pangulapan.
Baru kemudian Sang Sulinggih nganggen ganitri, sirat bahu,
anting-anting dan guduha, dilanjutkan pangastawan penuwuran Bhatara Bhatari.
Terakhir, Sang Sulinggih disebut mengunakan agem ageman Siwa, setelah beliau
ngalinggihang Catur Dasa Siwa ring angga dan menggunakan bhawa.
Banten atau Wali dalam upacara yadnya sebagai simbul Buana Agung
dan Buana Alit atau perwujudan Dasa Aksara dan disesuaikan dengan sorohan
banten untuk Tri Mandala. Disinilah pembagian peran Tri Sadhaka jika ada
upacara besar seperti Tawur Agung dengan mantra mantranya di masing masing
Mandala.
Tri Sadhaka sama sekali tidak ada hubungannya dengan soroh,
sebab ketiganya menunjukkan keberagaman sadhana yang menjadi satu kesatuan tak
terpisahkan.
Jadi sebagai pemimpin di ranah politik sebaiknya tidak memberi
ceramah menyangkut agama atau keyakinan dengan mengatakan tidak ada Tri
Sadhaka, jika tidak paham dasar sastranya, karena akan membingungkan umat,
apalagi sudah diunggah di media sosial. Apalagi menyinggung soroh itu bisa
melukai hati setiap orang di bali karena erat kaitannya dengan bhisama leluhur
masing masing.
"Warih BaLi MuLe/MuLe BaLi'!!!
No comments:
Post a Comment