Tugu Karang berasal dari kata ‘tuhu’ yang artinya tahu atau
mengetahui dan berpengetahuan. Karang artinya pekarangan atau halaman rumah,
bisa juga karang diri atau tubuh. Siapa yang memahami dan mengetahui karang
dirinya dengan baik, maka ia adalah yang mencapai keseimbangan sekala dan
niskala.
Banyak umat Hindu Bali, akibat pekarangan yang sempit, kesulitan
tata ruang, ditambah petunjuk yang keliru, lalu menempatkan penunggun karang
pada posisi yang tidak benar. Jika sudah begitu, maka bukan hanya posisi tidak
benar saja yang dilihat, namun ada juga yang beberapa hal yang akan sering
terjadi jika ada kesalahan penempatan penunggun karang, antara lain:
1. Jika penunggun karang berada di dalam merajan, akibatnya
adalah mudah selisih paham. Penghuni rumah sering bertengkar, mudah sakit
kepala belakang, inguh, tidak betah di rumah dan pekarangan mudah dimasuki
makhluk gaib.
2. Penunggun Karang yang posisinya kaja kangin menyebabkan
penghuni mudah selisih paham, sering diganggu manusia sakti, kowos atau boros.
3. Penunggun karang yang posisinya menghadap ke barat
menyebabkan penghuni sering sakit kepala belakang, sering mendapat serangan
ilmu hitam.
4. Penunggu karang yang tidak memiliki pagar, menyebabkan
penghuni kowos atau boros dan sering inguh.
5. Penunggu karang tabrak lebuh, menyebabkan penghuni sering
sakit pingganng dan punggung.
Pelinggih tidak perlu mewah, jika posisinya benar, mengetahui
siapa yang berstana dan mengerti tata cara berdoa sebagai umat Hindu yang
benar, maka pasti akan mendapatkan panugrahan dari beliau.
Selalulah ingat, perbuatan yang baik dan benar akan menghasilkan
sesuatu yang baik pula. Rahayu sareng sami!
Dirangkum dari berbagai sumber.
Nb: Foto hanya ilustrasi dan jika ada yang kurang mohon
ditambahkan.
Tugu Karang berasal dari kata ‘tuhu’ yang artinya tahu atau
mengetahui dan berpengetahuan. Karang artinya pekarangan atau halaman rumah,
bisa juga karang diri atau tubuh. Siapa yang memahami dan mengetahui karang
dirinya dengan baik, maka ia adalah yang mencapai keseimbangan sekala dan
niskala.
Banyak umat Hindu Bali, akibat pekarangan yang sempit, kesulitan
tata ruang, ditambah petunjuk yang keliru, lalu menempatkan penunggun karang
pada posisi yang tidak benar. Jika sudah begitu, maka bukan hanya posisi tidak
benar saja yang dilihat, namun ada juga yang beberapa hal yang akan sering
terjadi jika ada kesalahan penempatan penunggun karang, antara lain:
1. Jika penunggun karang berada di dalam merajan, akibatnya
adalah mudah selisih paham. Penghuni rumah sering bertengkar, mudah sakit kepala
belakang, inguh, tidak betah di rumah dan pekarangan mudah dimasuki makhluk
gaib.
2. Penunggun Karang yang posisinya kaja kangin menyebabkan
penghuni mudah selisih paham, sering diganggu manusia sakti, kowos atau boros.
3. Penunggun karang yang posisinya menghadap ke barat
menyebabkan penghuni sering sakit kepala belakang, sering mendapat serangan
ilmu hitam.
4. Penunggu karang yang tidak memiliki pagar, menyebabkan
penghuni kowos atau boros dan sering inguh.
5. Penunggu karang tabrak lebuh, menyebabkan penghuni sering
sakit pingganng dan punggung.
Pelinggih tidak perlu mewah, jika posisinya benar, mengetahui
siapa yang berstana dan mengerti tata cara berdoa sebagai umat Hindu yang
benar, maka pasti akan mendapatkan panugrahan dari beliau.
Selalulah ingat, perbuatan yang baik dan benar akan menghasilkan
sesuatu yang baik pula. Rahayu sareng sami!
Dirangkum dari berbagai sumber.
Nb: Foto hanya ilustrasi dan jika ada yang kurang mohon
ditambahkan.
No comments:
Post a Comment