Cabe merupakan bahan
sayuran rumah tangga yang mempunyai banyak manfaat. Selain menjadi bahan pokok
untuk bahan campuran sayuran dan olahan makanan, cabe juga mengandung vitamin c
yang tinggi dan baik untuk kesehatan. Berikut ini adalah tutorial cara praktis
menanam cabe di rumah. Cara menanam agar berbuah lebat. Cara menanam cabai
sangat mudah karena itu dapat dilakukan sendiri di rumah. Menanam cabe akan memberi
keuntungan ekonomis, apalagi bila harga cabe dipasaran sedang tinggi tingginya.
Semoga bermanfaatCabe merupakan bahan sayuran rumah tangga yang mempunyai
banyak manfaat. Selain menjadi bahan pokok untuk bahan campuran sayuran dan
olahan makanan, cabe juga mengandung vitamin c yang tinggi dan baik untuk
kesehatan. Berikut ini adalah tutorial cara praktis menanam cabe di rumah. Cara
menanam agar berbuah lebat. Cara menanam cabai sangat mudah karena itu dapat
dilakukan sendiri di rumah. Menanam cabe akan memberi keuntungan ekonomis,
apalagi bila harga cabe dipasaran sedang tinggi tingginya. Semoga bermanfaat
CARA MENANAM CABE
1. Siapkan
Media Semai
Media yang dianjurkan untuk penyemaian adalah
campuran tanah, pupuk kandang atau kompos dan sekam bakar dengan perbandingan
3:2:1. Untuk mencegah serangan penyakit, media semai terlebih dahulu
disterilisasi. Sterilisasi dilakukan dengan mengukus media atau dengan menjemur
di panas matahari. Kemudian didinginkan, dimasukan ke dalam wadah penyemaian,
dan disiram.
Wadah semai yang bias digunakan antara lain
polybag kecil, kantung plastik, daun pisang, nampan plastik, atau memanfaatkan
gelas plastik bekas minuman yang diberi lubang.
2. Siapkan Benih Benih
Benih diambil dari pertanaman yang sehat, yakni
yang berasal dari buah yang telah matang penuh dan sehat. Sebelum benih
disemai, terlebih dahulu benih direndam dalam air hangat kuku (suhu 45-50
derajat celcius) selama 1 jam guna mempercepat tumbuhnya benih. Selain dengan
air hangat, benih juga dapat direndam dalam larutan fungisida Previcur N dengan
dosis 1-2 cc per liter air selama 1 jam. Fungsinya selain untuk mempercepat
tumbuhnya benih juga untuk mencegah serangan jamur.
Selama perendaman, benih yang cacat dan yang
mengapung dibuang. Setelah itu benih ditiriskan dan dikering anginkan di atas
kertas koran agar tidak lengket di tangan saat menyemaikan.
3. Penyemaian
Benih disemai satu persatu dalam wadah semai yang
sudah di isi media semai, dan ditutup dengan media semai halus dengan cara
diayakan. Untuk mempertahankan kelembaban, persemaian ditutup dengan karung
plastik atau goni atau daun pisang. Selama di pesemaian dilakukan penyiraman
dengaUmur 5-7 hari setelah semai, benih akan tumbuh. Tutup persemaian dibuka.
Setelah berumur 20-30 hari atau berdaun 4-5 helai, bibit dapat dipindahkan ke
dalam pot atau polybag besar.n memercikan air.
4. Media Tanam
dan Penanaman
Media tanam untuk budidaya cabai rawit dalam pot
atau polybag adalah campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos dengan
perbandingan 1:1. Jika tanahnya padat, dapat ditambahkan sekam bakar atau sekam
yang sudah lapuk dengan perbandingan antara tanah, pupuk kandang/kompos dan
sekam, 3:2:1. Ukuran pot/polybag besar yang dianjurkan adalah 40x50 cm.
Penanaman atau pemindahan bibit dari polybag kecil
ke polybag besar sebaiknya dilakukan pada sore hari agar bibit mempunyai waktu
yang cukup untuk beradaptasi pada malam hari. Bibit yang ditanam adalah yang
telah berumur 20-30 hari atau berdaun 4-5 lembar. Sebelum bibit ditanam atau
dipindahkan, terlebih dahulu disiram dengan air sampai medianya jenuh.
Selanjutnya bibit dikeluarkan dari wadah pembibitan dengan hati-hati dan
ditanam pada pot/polybag besar. Media dijaga agar tidak pecah.
5. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan merupakan salah satu kunci
keberhasilan dalam menanam cabai rawit. Pemeliharaan harus dilakukan secara
disiplin, di antaranya penyiraman, penyiangan, dan pemupukan.
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau
sore hari jika tidak ada hujan. Penyiangan dilakukan sekali dua minggu dengan
cara membuang rumput-rumput liar yang ada di dalam dan di sekitar pot/polybag.
Tunas samping serta sebagian daun yang tumbuh
sampai dengan ketinggian 15 - 25 cm dari permukaan tanah dipangkas/dirempel.
Pemangkasan bertujuan untuk menghindari percikan air penyiraman yang menempel
pada bagian tanaman, batang menjadi kokoh dan kuat, pertumbuhan bagian atas
tanaman lebih sempurna, dan sirkulasi udara lebih baik.
Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin menggunakan
bahan yang kuat, seperti kayu, bambu atau bahan lainnya.
6. Pemupukan
Pupuk kimia diberikan setelah tanaman berumur 1
bulan. Pupuk yang diberikan adalah NPK. Kemudian larutan pupuk disiramkan pada
tanaman sebanyak kurang lebih 200 ml per pot/polybag, satu kali dalam 10 hari.
Sebagai pupuk tambahan dapat juga diberikan air
cucian beras, air cucian daging/ikan, pupuk cair (urine ternak), dan pupuk
nabati seperti daun Titonia. Air cucian beras atau air cucian daging/ikan
sebelum digunakan terlebih dahulu disaring. Urine ternak yang digunakan adalah
yang sudah difermentasi.
7.
Pengendalian Hama
Tantangan yang cukup berat dalam budidaya cabai
adalah serangan hama dan penyakit atau OPT. Hama yang banyak menyerang tanaman
cabai rawit antara lain ulat tanah, ulat grayak, ulat buah, kutu kebul, kutu
daun, trips dan tungau. Penyakit yang banyak menyerang antara lain: Virus
kuning, busuk buah Antraknos, Layu Fusaium, layu bakteri, bercak daun serkos
poradan rebah kecambah.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan
menerapkan prinsip pengendalian hama terpadu (PHT), yaitu melakukan budidaya
secara sehat yang diawali dengan pemilihan varietas tahan, benih yang bebas
serangan OPT, perlakuan benih, sterilisasi media semai, penyiraman, sanitasi
lahan dan pemupukan secara teratur, serta pengamatan rutin setiap pagi dan sore
hari.
Pengamatan rutin pada pagi dan sore dilakukan
karena umumnya hama menghinggapi tanaman pada pagi dan sore hari sampai malam.
Jika ditemukan hama, langsung dilakukan pengendalian secara mekanik, yaitu
dengan mengambil hama dan membunuhnya.
Selanjutnya disemprotkan
pestisi dan abati atau bio pestisida, seperti minyak seraiwangi dengan dosis
1-3 cc/liter air yang ditambah dengan sedikit detergen. Pestisi dan abati
lainnya bias dibuat dari daun sirsak, daun mindi, daun bengkuang, bayam duri,
bunga kembang puku lempat, tembakau dan lain-lain.
8. Panen dan
Pasca Panen
Panen cabai rawit dilakukan saat berumur sekitar
80-90 hari setelah tanam (HST), tergantung pada varietas dan ketinggian tempat
umbuh. Panen sebaiknya dilakukan pada cuaca cerah. Cabai rawit bisa dipanen
setiap 1 minggu sekali. Jika budidaya dilakukan dengan benar, cabai rawit mampu
berproduksi hingga 2 sampai 3 tahun.
Saudara pun dapat memperoleh hasil melimpah jika
memperhatikan dengan benar cara menanam cabai rawit di atas. Selamat mencoba!
No comments:
Post a Comment